Mengenal Lebih Dekat dengan “4 5”

Hello Sobat Ilyas!

Sudah kenal dengan “4 5” atau sering disebut dengan “empat lima”? Jika belum, yuk simak artikel ini sampai selesai! Kali ini kita akan membahas secara santai tentang “4 5” dan apa artinya bagi para pengguna media sosial.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, banyak sekali istilah-istilah baru yang muncul di media sosial. Salah satu istilah tersebut adalah “4 5”. Istilah ini menjadi populer di Indonesia karena sering digunakan dalam unggahan atau story di Instagram.

Namun, sebelum membahas lebih jauh tentang artinya, kita perlu tahu terlebih dahulu dari mana asal usulnya. Ternyata, kata “4 5” berasal dari bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang, “4” dibaca sebagai “shi” yang memiliki arti “mati”, sedangkan “5” dibaca sebagai “go” yang memiliki arti “lima”. Kombinasi antara “shi” dan “go” ini kemudian disingkat menjadi “45”.

Lalu, apa arti dari “4 5” dalam konteks media sosial? Secara umum, “4 5” sering digunakan sebagai kode atau sandi untuk menghindari sensor atau sensorship dari Instagram, karena kata “45” sendiri dianggap sebagai kata yang sensitif oleh platform media sosial tersebut.

Namun, selain itu, “4 5” juga sering digunakan sebagai kode atau sandi untuk mengungkapkan sesuatu yang sebenarnya tidak bisa diungkapkan secara langsung. Misalnya, seseorang ingin mengungkapkan rasa ketidaksukaannya terhadap seseorang atau suatu hal, namun ia tidak ingin secara langsung mengatakannya. Maka, ia bisa menggunakan kode atau sandi “4 5” untuk menyampaikan perasaannya.

Meski begitu, penggunaan “4 5” juga harus dilakukan dengan bijak. Karena, jika digunakan secara berlebihan atau tidak tepat, dapat menimbulkan kesalahpahaman atau bahkan menyinggung orang lain.

Di Indonesia sendiri, “4 5” sudah cukup populer dan seringkali kita temukan di unggahan atau story Instagram. Bahkan, beberapa selebriti juga kerap menggunakannya.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan “4 5” tidak selalu harus diikuti oleh semua orang. Setiap orang memiliki pemikiran dan cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Jadi, jika Sobat Ilyas merasa tidak nyaman atau tidak suka dengan penggunaan “4 5”, Sobat Ilyas memiliki hak untuk tidak menggunakannya.

Kesimpulannya, “4 5” adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang yang kemudian dijadikan kode atau sandi dalam konteks media sosial. Meski begitu, penggunaan “4 5” harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan konteksnya.

Sampai Jumpa Kembali di Artikel Menarik Lainnya!