Mengenal Teori Psikologi Kriminal

Hello Sobat Ilyas! Apa kabar hari ini? Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang teori psikologi kriminal. Teori ini membahas tentang hubungan antara psikologi dan perilaku kriminal seseorang. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara santai dan mudah dimengerti.

Apa itu Teori Psikologi Kriminal?

Teori psikologi kriminal adalah teori yang membahas tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku kriminal seseorang. Teori ini berangkat dari asumsi bahwa perilaku kriminal bukan hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti lingkungan sosial, tetapi juga oleh faktor internal, seperti motivasi, emosi, dan kepribadian.

Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Kriminal

Ada beberapa faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku kriminal seseorang. Pertama, adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan internal yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Dalam konteks kriminal, motivasi dapat berupa hasrat untuk mendapatkan uang, kekuasaan, atau kepuasan seksual.

Kedua, adalah emosi. Emosi adalah reaksi psikologis terhadap suatu peristiwa atau situasi. Dalam konteks kriminal, emosi dapat berupa kemarahan, frustasi, atau dendam. Emosi yang tidak terkendali dapat memicu perilaku kriminal.

Ketiga, adalah kepribadian. Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang membedakan satu individu dengan individu lainnya. Beberapa jenis kepribadian, seperti psikopat dan narsisistik, memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan perilaku kriminal.

Teori-Teori Psikologi Kriminal

Ada beberapa teori psikologi kriminal yang telah diusulkan oleh para ahli. Pertama, adalah teori psikoanalisis. Teori ini mengemukakan bahwa perilaku kriminal disebabkan oleh konflik antara id (hasrat tidak sadar), ego (realitas), dan superego (keinginan moral).

Kedua, adalah teori pembelajaran sosial. Teori ini mengemukakan bahwa perilaku kriminal dipelajari melalui interaksi sosial dan pengalaman hidup. Seseorang dapat belajar perilaku kriminal dari lingkungan sosialnya, seperti keluarga atau teman sebaya.

Ketiga, adalah teori kecenderungan kriminal. Teori ini mengemukakan bahwa perilaku kriminal disebabkan oleh faktor-faktor psikologis yang membuat seseorang lebih rentan terhadap perilaku kriminal, seperti kepribadian yang tidak stabil atau rendahnya kendali diri.

Implikasi Teori Psikologi Kriminal

Teori psikologi kriminal memiliki beberapa implikasi praktis dalam sistem peradilan pidana. Pertama, teori ini dapat membantu sistem peradilan untuk memahami motif dan alasan di balik perilaku kriminal seseorang. Hal ini dapat membantu dalam menempatkan tahanan di penjara yang sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi mereka.

Kedua, teori ini dapat membantu dalam pengembangan program rehabilitasi untuk narapidana. Program rehabilitasi yang didasarkan pada teori psikologi kriminal dapat membantu narapidana untuk mengatasi masalah psikologis mereka yang mendasari perilaku kriminal mereka.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, teori psikologi kriminal merupakan teori yang membahas tentang faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku kriminal seseorang. Ada beberapa faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku kriminal, seperti motivasi, emosi, dan kepribadian. Teori psikologi kriminal memiliki beberapa implikasi praktis dalam sistem peradilan pidana, seperti membantu dalam menempatkan tahanan di penjara yang sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi mereka dan pengembangan program rehabilitasi untuk narapidana.

Terima kasih Sobat Ilyas telah membaca artikel ini. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!