Teori Belajar Behavioristik

Hello Sobat Ilyas, kali ini kita akan membahas tentang teori belajar behavioristik. Teori ini dikembangkan oleh Ivan Pavlov, John Watson, dan B.F. Skinner. Teori ini mengemukakan bahwa belajar terjadi melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari lingkungan sekitar.

Pengertian Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah teori yang memusatkan perhatiannya pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Teori ini memandang bahwa perilaku manusia dapat dikontrol dan diprediksi melalui pembentukan asosiasi antara stimulus dan respons.

Cara Belajar dalam Teori Behavioristik

Dalam teori belajar behavioristik, ada beberapa cara belajar yang terjadi, di antaranya adalah:

1. Classic Conditioning

Classic conditioning adalah proses pembentukan asosiasi antara stimulus netral dengan stimulus yang sudah ada. Contohnya adalah saat kita belajar menghubungkan bunyi bel dengan berangkatnya kereta api. Pada awalnya, bunyi bel hanya berupa stimulus netral, namun setelah beberapa kali terdengar bersamaan dengan kereta api berangkat, kita akan menghubungkan bunyi bel sebagai stimulus yang menandakan kereta api akan berangkat.

2. Operant Conditioning

Operant conditioning adalah proses pembelajaran yang terjadi melalui konsekuensi dari perilaku. Jika perilaku kita menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan, maka kita cenderung untuk mengulangi perilaku tersebut. Namun, jika konsekuensi dari perilaku kita tidak menyenangkan, maka kita cenderung untuk menghindari perilaku tersebut.

3. Observational Learning

Observational learning adalah proses pembelajaran yang terjadi melalui pengamatan dan imitasi perilaku orang lain. Contohnya adalah saat kita belajar memasak dengan melihat cara memasak dari ibu atau nenek kita.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

Setiap teori pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan teori belajar behavioristik:

Kelebihan

– Teori ini menghasilkan hasil yang bisa diamati dan diukur secara obyektif

– Teori ini memberikan pandangan tentang bagaimana cara memperbaiki perilaku yang buruk

– Teori ini memberikan pandangan tentang bagaimana cara mengembangkan keterampilan baru

Kekurangan

– Teori ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor internal seperti motivasi, emosi, dan persepsi

– Teori ini hanya memperhatikan perilaku yang terlihat, sementara banyak perilaku yang tidak terlihat juga mempengaruhi belajar

– Teori ini cenderung mengabaikan peran genetik dan lingkungan dalam belajar

Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, di antaranya adalah:

1. Pendidikan

Teori ini dapat diaplikasikan dalam pengajaran, dengan memberikan reward atau punishment terhadap perilaku siswa untuk memperbaiki perilaku mereka.

2. Bisnis

Teori ini dapat diterapkan dalam pengembangan karyawan, dengan memberikan reward atau punishment terhadap perilaku karyawan untuk meningkatkan produktivitas mereka.

3. Psikologi Klinis

Teori ini dapat diterapkan dalam pengobatan gangguan perilaku, dengan memberikan terapi perilaku bagi pasien.

Kesimpulan

Teori belajar behavioristik adalah teori yang memusatkan perhatiannya pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Teori ini mengemukakan bahwa belajar terjadi melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Meskipun memiliki kelebihan dan kekurangan, teori ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.

Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!