Tedak Siten: Tradisi Unik dari Jawa Timur

Kenalkah Kamu dengan Tedak Siten?

Hello Sobat Ilyas, kali ini kita akan membahas tentang salah satu tradisi unik dari Jawa Timur yang disebut dengan Tedak Siten. Tradisi ini merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur saat anak-anak mereka menginjak usia tujuh bulan. Tedak Siten sendiri memiliki makna yang dalam dan sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang sangat kental di Jawa Timur.

Makna dari Tedak Siten

Tedak Siten berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah “mencuci siten”. Siten sendiri adalah kain putih yang digunakan sebagai alas saat bayi tidur. Makna dari Tedak Siten adalah membersihkan anak dari segala dosa dan kesalahan yang dibawa sejak lahir. Selain itu, ritual ini juga melambangkan permohonan agar anak tumbuh sehat, kuat, dan menjadi anak yang baik.

Prosesi Tedak Siten

Prosesi Tedak Siten dimulai dengan pembacaan doa oleh seorang sesepuh atau orang yang dianggap memiliki keahlian khusus dalam hal ini. Setelah itu, bayi akan dibawa ke tengah-tengah kerumunan orang yang hadir. Kemudian, keluarga bayi akan memegang sebuah wadah yang berisi air yang sudah diberi bunga dan daun kemenyan. Air tersebut akan dicampur dengan air kelapa dan kemudian diberikan kepada bayi untuk mandi.Setelah mandi, bayi akan diangkat dan diletakkan di atas siten yang sudah disiapkan. Keluarga bayi kemudian akan membawa siten tersebut sambil berjalan menuju tempat yang sudah disiapkan. Di sana, siten akan ditaburkan dengan beras dan kembang. Selain itu, ada juga yang menaburkan kacang-kacangan dan uang kecil sebagai simbol keberuntungan.

Makna dari Bahan-bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam Tedak Siten memiliki makna yang sangat penting. Air yang digunakan berasal dari air kelapa yang melambangkan kehidupan yang baru lahir. Bunga dan daun kemenyan melambangkan kesucian hati dan keharuman budi. Sedangkan beras dan kacang-kacangan melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.

Nilai-nilai Kearifan Lokal

Tedak Siten tidak hanya sekedar ritual yang dilakukan, namun juga sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang sangat kental di Jawa Timur. Salah satunya adalah rasa gotong royong yang sangat tinggi. Prosesi Tedak Siten biasanya dilakukan bersama-sama oleh keluarga dan tetangga yang hadir. Selain itu, Tedak Siten juga melambangkan kesederhanaan dan rasa syukur terhadap anugerah yang diberikan oleh Tuhan.

Perkembangan Tedak Siten

Meskipun saat ini Tedak Siten masih banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur, namun ada beberapa keluarga yang memilih untuk tidak melakukan ritual ini. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kesibukan yang tinggi atau adanya perbedaan pandangan tentang makna dari Tedak Siten itu sendiri.Namun demikian, Tedak Siten masih menjadi tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Jawa Timur. Bahkan, saat ini sudah banyak sekali orang yang mengadakan acara Tedak Siten yang lebih modern dengan tambahan berbagai hiasan dan perlengkapan yang menarik.

Sudah Siap Melakukan Tedak Siten?

Jika kamu tertarik untuk melakukan Tedak Siten untuk anakmu, pastikan kamu sudah memahami makna dari ritual ini. Selain itu, kamu juga harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik agar acara tersebut dapat berjalan dengan lancar.Tidak hanya itu, kamu juga harus memastikan bahwa semua orang yang hadir dalam acara tersebut sudah mengetahui protokol kesehatan yang berlaku untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Selain itu, pastikan juga kamu sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik agar acara tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Kesimpulan

Tedak Siten merupakan sebuah tradisi unik yang memiliki makna yang sangat dalam dan sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang sangat kental di Jawa Timur. Ritual ini melambangkan permohonan agar anak tumbuh sehat, kuat, dan menjadi anak yang baik. Meskipun saat ini sudah banyak sekali orang yang mengadakan acara Tedak Siten yang lebih modern dengan tambahan berbagai hiasan dan perlengkapan yang menarik, namun Tedak Siten masih menjadi tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Jawa Timur.