Pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam Buku Sutasoma

Salam, Sobat Ilyas

Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah kalimat yang sering kali kita dengar dan menjadi semboyan negara Indonesia. Namun, tahukah Sobat Ilyas bahwa kalimat ini pertama kali muncul dalam sebuah buku kuno bernama Sutasoma? Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian Bhinneka Tunggal Ika dalam buku Sutasoma dengan santai dan mudah dipahami.

Sebelum membahas Bhinneka Tunggal Ika, kita perlu tahu terlebih dahulu tentang buku Sutasoma. Sutasoma adalah sebuah kitab suci Hindu yang ditulis pada abad ke-14 dan menjadi salah satu karya sastra paling penting di Indonesia. Kitab ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Sutasoma yang memilih jalan spiritual untuk mencapai kesucian.

Dalam buku Sutasoma, terdapat sebuah bait yang menjadi sumber dari kalimat Bhinneka Tunggal Ika. Bait tersebut adalah sebagai berikut:

“Bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa.”

Secara harfiah, kalimat ini berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada yang sia-sia dalam kebenaran.”

Bhinneka Tunggal Ika dalam buku Sutasoma mengajarkan tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Meskipun kita memiliki keyakinan dan agama yang berbeda, kita harus tetap menghormati satu sama lain dan hidup dalam harmoni.

Hal ini juga ditekankan dalam ajaran Hindu. Dalam ajaran Hindu, Bhinneka Tunggal Ika diartikan sebagai pernyataan tentang kesatuan alam semesta yang beragam dan kompleks.

Bhinneka Tunggal Ika juga memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita seringkali bertemu dengan orang yang memiliki latar belakang, agama, dan budaya yang berbeda dengan kita. Namun, jika kita mampu menghargai perbedaan tersebut, maka kita dapat hidup dalam kedamaian dan saling menghormati satu sama lain.

Selain itu, Bhinneka Tunggal Ika juga mengajarkan tentang pentingnya kesetaraan gender. Dalam kitab Sutasoma, tokoh utama Sutasoma menikahi seorang putri bernama Candrakirana. Hal ini menunjukkan bahwa dalam ajaran Hindu, laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan dalam segala hal.

Hal lain yang penting untuk diingat adalah bahwa Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya berlaku untuk Indonesia. Pada dasarnya, konsep ini dapat diterapkan di seluruh dunia. Kita harus belajar menghargai perbedaan dan hidup dalam harmoni dengan semua orang, tak peduli dari mana asalnya mereka.

Terakhir, Bhinneka Tunggal Ika juga mengajarkan tentang pentingnya untuk tidak memandang rendah atau merendahkan orang lain. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk dihormati dan dihargai.

Kesimpulan

Dalam buku Sutasoma, Bhinneka Tunggal Ika diajarkan sebagai sebuah konsep tentang toleransi, kerukunan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap perbedaan. Konsep ini sangat penting untuk dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Mari belajar untuk menghormati satu sama lain dan hidup dalam harmoni dengan semua orang. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya, Sobat Ilyas!