Contoh Anekdot yang Menghibur

Hello Sobat Ilyas!

Mendengar kata anekdot pasti membuat kita teringat dengan cerita lucu yang menghibur. Anekdot merupakan sebuah cerita pendek yang biasanya mengandung unsur humor atau ironi yang bisa membuat orang tertawa. Anekdot bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sering dijadikan bahan guyonan. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang contoh anekdot yang bisa menghibur kamu. Yuk, simak artikel ini sampai selesai.

Contoh pertama, ada seorang pria yang meminjam uang pada temannya. Temannya yang baik hati setuju untuk meminjamkan uang tersebut dengan syarat uang itu harus segera dikembalikan. Namun, setelah beberapa bulan berlalu, uang tersebut belum juga dikembalikan. Saat temannya bertanya mengenai uang tersebut, pria tersebut menjawab, “Maaf, uangnya sudah masuk ke dalam pikiran saya dan saya belum bisa mengeluarkannya.”

Contoh kedua, ada seorang guru yang memberikan tugas menulis cerita dengan tema ‘keajaiban’. Salah satu siswanya menuliskan cerita tentang seorang anak yang terbangun di pagi hari dan menemukan bahwa tumpukan tugas sekolahnya sudah hilang. Guru tersebut terkesan dengan cerita tersebut dan bertanya, “Apakah ini sebuah keajaiban?” Si siswa menjawab, “Tentu saja, guru. Saya selalu menyelesaikan tugas-tugas saya di malam hari.”

Contoh ketiga, ada seorang pria yang ingin membeli tiket kereta api ke kota lain. Ketika dia berada di stasiun, dia melihat panitia yang sedang melayani calon penumpang lainnya. Dia mendekat dan bertanya, “Maaf, apakah saya bisa membeli tiket ke kota lain di sini?” Panitia tersebut menjawab, “Tentu saja, ini adalah loket tiket kereta api.” Si pria tersebut kembali bertanya, “Bisa saya membeli tiket ke masa depan?” Panitia tersebut terkejut dan berkata, “Maaf, saya tidak mengerti apa yang kamu maksud.” Si pria menjawab, “Saya ingin membeli tiket untuk perjalanan waktu yang akan datang.”

Contoh keempat, ada seorang anak kecil yang bertanya pada ayahnya, “Ayah, kenapa kita membayar pajak?” Ayahnya menjawab, “Karena kita harus membayar untuk fasilitas umum seperti jalan tol, jembatan, dan taman.” Si anak kecil kembali bertanya, “Tapi ayah, kita tidak pernah naik jalan tol, melewati jembatan, atau pergi ke taman.” Ayahnya menjawab dengan enteng, “Kita membayar pajak supaya orang lain bisa naik jalan tol, melewati jembatan, atau pergi ke taman.”

Contoh kelima, ada seorang wanita yang sedang memasak mie instan di dapur. Namun, saat mie tersebut sudah matang, dia tidak menemukan sendok untuk mengangkatnya. Dia kemudian keluar dari dapur dan memanggil suaminya, “Sayang, tolong ambilkan sendok untuk saya.” Suaminya menjawab, “Maaf, sayang. Saya sedang sibuk.” Wanita tersebut kemudian kembali ke dapur dan menemukan sendok di atas kompor. Dia kemudian memanggil suaminya lagi dan berkata, “Sayang, kamu memang sibuk. Mungkin kamu tidak punya waktu untuk memasak mie instan.”

Contoh keenam, ada seorang pria yang sedang mencari jodoh. Dia memutuskan untuk mencari jodoh di aplikasi kencan online. Setelah beberapa hari, dia mendapatkan match dengan seorang wanita yang sangat cantik. Dia kemudian mengirim pesan pada wanita tersebut, “Hai, apa kabar? Kamu sangat cantik.” Wanita tersebut menjawab, “Terima kasih. Kamu juga sangat tampan.” Pria tersebut kembali membalas, “Kita cocok sekali. Apa kamu mau kencan denganku?” Wanita tersebut menjawab dengan tegas, “Maaf, aku tidak bisa kencan denganmu. Kamu terlalu tampan untukku.”

Contoh ketujuh, ada seorang pria yang ingin membeli sebuah mobil baru. Dia pergi ke dealer mobil dan bertanya pada penjual, “Berapa harga mobil ini?” Penjual tersebut menjawab, “Mobil ini harganya 200 juta rupiah.” Si pria tersebut kembali bertanya, “Bisa saya membayar 100 juta rupiah hari ini dan 100 juta rupiah lagi setelah satu tahun?” Penjual tersebut terkejut dan bertanya, “Kenapa Anda ingin membayar seperti itu?” Si pria menjawab, “Saya tidak bisa membayar 200 juta rupiah hari ini karena saya belum gajian.”

Contoh kedelapan, ada seorang ibu yang meminta anaknya untuk membeli kopi di warung. Anak tersebut pergi ke warung tetapi tidak tahu bagaimana cara memesan kopi. Dia kemudian berkata pada penjual, “Maaf, apa yang ingin mama saya pesan?” Penjual tersebut menjawab, “Tanyakan saja pada mama kamu.” Anak tersebut kembali bertanya, “Maaf, apa yang ingin anak saya pesan?” Penjual tersebut terkejut dan berkata, “Tanyakan saja pada dirimu sendiri.”

Contoh kesembilan, ada seorang pria yang ingin menjadi seorang penulis. Dia menulis sebuah cerita pendek dan mengirimkannya ke sebuah majalah. Beberapa hari kemudian, dia menerima email dari redaksi majalah tersebut yang berisi, “Maaf, ceritamu tidak kami terima karena terlalu pendek.” Si pria tersebut kemudian membalas email tersebut dengan, “Tidak apa-apa, saya akan menambahkan beberapa hal lagi.”

Contoh kesepuluh, ada seorang wanita yang ingin memperkenalkan pacarnya pada orang tuanya. Saat mereka tiba di rumah orang tua wanita tersebut, orang tua wanita tersebut bertanya, “Jadi kamu adalah pacar putri kami?” Pacarnya menjawab, “Ya, saya sangat mencintainya.” Orang tua wanita tersebut kembali bertanya, “Kalau begitu, kamu siap menikahi putri kami?” Pacarnya menjawab dengan santai, “Maaf, saya belum siap menikah sekarang.”

Contoh kesebelas, ada seorang pria yang ingin membeli sebuah topi. Ketika dia mencoba topi tersebut di toko, dia bertanya pada penjual, “Apakah topi ini cocok untuk saya?” Penjual tersebut menjawab, “Tentu saja, cocok sekali.” Si pria tersebut kembali bertanya, “Apakah topi ini bisa melindungi saya dari sinar matahari?” Penjual tersebut menjawab dengan enteng, “Tentu saja, topi ini sangat melindungi dari sinar matahari.” Si pria tersebut kemudian berkata pada penjual, “Baiklah, saya akan membeli topi ini. Tapi bagaimana cara menggunakannya?”

Contoh keduabelas, ada seorang pria yang ingin membeli sebuah sepeda motor baru. Ketika dia datang ke dealer motor, dia bertanya pada penjual, “Berapa harga motor ini?” Penjual tersebut menjawab, “Motor ini harganya 20 juta rupiah.” Si pria tersebut kembali bertanya, “Bisa saya membayar 10 juta rupiah hari ini dan 10 juta rupiah lagi setelah satu tahun?” Penjual tersebut terkejut dan bertanya, “Kenapa Anda ingin membayar seperti itu?” Si pria menjawab, “Saya tidak bisa membayar 20 juta rupiah hari ini karena saya belum gajian.”

Contoh ketigabelas, ada seorang pria yang sedang mengendarai mobil di jalan tol. Dia melihat sebuah papan reklame yang menampilkan gambar mobil baru. Dia kemudian berkata pada temannya yang duduk di sebelahnya, “Wow, mobil itu sangat keren. Aku harus membelinya.” Temannya kemudian bertanya, “Apakah kamu punya uang untuk membeli mobil itu?” Si pria menjawab dengan santai, “Tidak masalah. Aku akan mencari uangnya setelah membeli mobil itu.”

Contoh keempatbelas, ada seorang anak kecil yang sedang bermain di taman. Dia melihat seekor anjing yang sedang berlari-lari di sekitar taman. Dia kemudian berkata pada ibunya, “Ibu, anjing itu sangat cepat.” Ibu tersebut menjawab, “Ya, anjing itu memang sangat cepat.” Anak tersebut kembali bertanya, “Apakah anjing itu bisa mengejar mobil?” Ibu tersebut terkejut dan berkata, “Tidak mungkin, sayang. Anjing itu tidak bisa mengejar mobil.”

Contoh kelima belas, ada seorang pria yang sedang membeli buku di toko buku. Saat dia membayar, kasir menanyakan apakah dia ingin mendaftar sebagai anggota toko buku tersebut. Si pria tersebut bertanya, “Apa keuntungan menjadi anggota?” Kasir tersebut menjawab, “Kamu bisa mendapatkan diskon 10% untuk setiap pembelian.” Si pria tersebut kemudian berkata, “Baiklah, saya ingin menjadi anggota. Berapa harga keanggotaannya?” Kasir tersebut menjawab, “Hanya 50 ribu rupiah.” Si pria tersebut kemudian bertanya lagi, “Berapa harga buku yang ingin saya beli?” Kasir tersebut menjawab, “Buku itu harganya 100 ribu rupiah.” Si pria tersebut kemudian berkata, “Tidak apa-apa, saya akan membeli buku tersebut tanpa diskon.”

Contoh keenambelas, ada seorang pria yang sedang mencari jodoh di aplikasi kencan online. Setelah beberapa hari, dia mendapatkan match dengan seorang wanita yang sangat cantik. Dia kemudian mengirim pesan pada wanita tersebut, “Hai, apa kabar? Kamu sangat cantik.” Wanita tersebut menjawab, “Terima kasih. Kamu juga sangat tampan.” Pria tersebut kembali membalas, “Kita cocok sekali. Apa kamu mau kencan denganku?” Wanita tersebut menjawab dengan tegas, “Maaf, aku tidak bisa kencan denganmu. Kamu terlalu tampan untukku.”

Contoh ketujuhbelas, ada seorang pria yang ingin membeli sebuah televisi baru. Ketika dia datang ke toko elektronik, dia bertanya pada penjual, “Berapa harga televisi ini?” Penjual tersebut menjawab, “Televisi ini harganya 10 juta rupiah.” Si pria tersebut kembali bertanya, “Bisa saya membayar 5 juta rupiah hari ini dan 5 juta rupiah lagi setelah satu tahun?” Penjual tersebut terkejut dan bertanya, “Kenapa Anda ingin membayar seperti itu?” Si pria menjawab, “Saya tidak bisa membayar 10 juta rupiah hari ini karena saya belum gajian.”

Contoh kedelapanbelas, ada seorang ibu yang sedang memasak sayur. Namun, dia tidak menemukan sendok untuk mencicipi sayur tersebut. Dia kemudian memanggil anaknya dan berkata, “Sayang, tolong ambilkan mama sendok untuk mencicipi sayur.” Anaknya menjawab, “Maaf, mama. Tidak ada sendok yang bersih.” Ibunya kemudian kembali ke dapur dan menemukan sendok di dalam laci. Dia kemudian memanggil anaknya lagi dan berkata, “Sayang, kamu memang sibuk. Mungkin kamu tidak punya waktu untuk memasak sayur.”

Contoh kesembilanbelas, ada seorang pria yang ingin membeli sebuah mobil baru. Dia pergi ke dealer mobil dan bertanya pada penjual, “Berapa harga mobil ini?” Penjual tersebut menjawab, “Mobil ini harganya 200 juta rupiah.” Si pria tersebut kembali bertanya, “Bisa saya membayar 100 juta rupiah hari ini dan 100 juta rupiah lagi setelah satu tahun?” Penjual tersebut terkejut dan bertanya, “Kenapa Anda ingin membayar seperti itu?” Si pria menjawab, “Saya tidak bisa membayar 200 juta rupiah hari ini karena saya belum gajian.”

Contoh kedua puluh, ada seorang anak kecil yang sedang bermain di