Hello Sobat Ilyas! Kali ini kita akan membahas kisah yang terkenal dalam injil Lukas, yaitu kisah Sang Samaria. Mari kita simak ceritanya dengan santai dan penuh makna.
Cerita tentang Sang Samaria
Pada suatu hari, seorang ahli Taurat datang kepada Yesus dan bertanya, “Guru, apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan hidup yang kekal?” Yesus menjawab, “Apa yang tertulis dalam Taurat? Bagaimana pendapatmu?” Ahli Taurat itu menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Yesus memberikan persetujuannya dan mengatakan, “Jawabanmu benar. Lakukanlah itu, maka engkau akan hidup.” Namun, ahli Taurat itu ingin membenarkan dirinya sendiri, dan bertanya lagi kepada Yesus, “Siapakah sesamaku manusia?”
Yesus pun mengisahkan kisah Sang Samaria. Seorang manusia sedang dalam perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho, namun ia diserang perampok dan ditinggalkan terluka di jalan. Beberapa orang yang lewat melihatnya, namun mereka tidak membantunya. Hingga akhirnya, seorang Samaria lewat dan merasa kasihan. Ia membantu manusia itu, membawanya ke penginapan, dan merawatnya.
Setelah menceritakan kisah itu, Yesus bertanya kepada ahli Taurat itu, “Siapakah di antara ketiga orang itu yang menjadi sesama manusia bagi orang yang diserang perampok itu?” Ahli Taurat itu menjawab, “Orang yang menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Yesus mengatakan, “Perilaku itulah yang harus engkau lakukan.”
Makna dari Kisah Sang Samaria
Kisah Sang Samaria mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki belas kasihan dan membantu sesama. Tidak peduli siapa mereka, dari mana mereka berasal, atau apa agama mereka, kita harus membantu mereka yang membutuhkan. Seperti yang dilakukan oleh Sang Samaria, kita harus rela meluangkan waktu dan sumber daya untuk membantu orang lain.
Namun, kisah Sang Samaria juga mengajarkan kita tentang bahaya prasangka dan diskriminasi. Sang Samaria merupakan orang yang dianggap tidak pantas oleh orang Yahudi pada masa itu, namun ia justru menjadi orang yang menunjukkan kasih dan belas kasihan. Kita tidak boleh menilai orang lain berdasarkan latar belakang mereka atau stereotip yang kita miliki. Sebaliknya, kita harus membuka hati dan pikiran kita untuk menerima orang lain tanpa prasangka.
Relevansi Kisah Sang Samaria di Masa Kini
Kisah Sang Samaria masih sangat relevan di masa kini. Dalam dunia yang serba cepat dan egois, kita sering kali lupa tentang pentingnya membantu sesama. Kita sering kali terjebak dalam prasangka dan diskriminasi terhadap orang lain. Namun, kisah Sang Samaria mengingatkan kita bahwa kasih dan belas kasihan adalah nilai-nilai yang penting dalam kehidupan kita.
Di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia, banyak orang yang membutuhkan bantuan kita. Tidak hanya dalam hal finansial, namun juga dalam hal emosional dan spiritual. Seperti Sang Samaria, kita harus rela meluangkan waktu dan sumber daya untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
Kesimpulan
Kisah Sang Samaria adalah kisah yang penuh makna dan relevan di masa kini. Kita harus belajar untuk membuka hati dan pikiran kita untuk menerima orang lain tanpa prasangka. Kita harus belajar untuk menjadi pribadi yang menunjukkan kasih dan belas kasihan pada sesama manusia. Mari kita bersama-sama mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!