Selamat datang, Sobat Ilyas!
At Taubah ayat 9 adalah salah satu ayat dalam Al-Quran yang sering dijadikan sebagai penegasan bahwa Allah selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan melakukan muhasabah diri. Ayat ini berbunyi:
“Dan (berlaku pula bagi orang yang meminta maaf) orang-orang yang memohon ampun di waktu pagi, (yaitu) mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta selalu mempersembahkan doa dan bersedekah dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itu mengharapkan suatu untung dagang yang tidak akan pernah merugi.”
Ayat ini memberikan makna bahwa setiap orang yang memohon ampun kepada Allah di waktu pagi, selalu beriman kepada Allah, hari kemudian, serta berusaha untuk selalu bersedekah dari rezeki yang Allah berikan, maka dia akan mendapatkan untung dagang yang tidak akan pernah merugi. Namun, apa sebenarnya makna di balik ayat ini?
Perlu kita ketahui bahwa manusia tidak pernah luput dari melakukan kesalahan, baik itu kesalahan yang disadari maupun tidak disadari. Maka dari itu, Allah memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Di samping itu, selalu melakukan muhasabah diri juga menjadi hal yang penting agar kita bisa mengetahui kekurangan dan kesalahan yang kita lakukan sehari-hari.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan memohon ampun kepada Allah, termasuk di waktu pagi. Pagi adalah waktu yang tepat untuk memulai hari dengan kebaikan dan memohon ampun atas kesalahan yang telah dilakukan.
Menurut beberapa ulama, ayat ini juga memberikan makna bahwa orang yang selalu mempersembahkan doa dan bersedekah dari rezeki yang Allah berikan akan mendapatkan berbagai keuntungan. Diantaranya adalah keuntungan berupa rejeki yang berlimpah dan tidak akan merugi, serta keuntungan berupa kebaikan yang akan diterima di dunia dan akhirat.
Namun, perlu diingat bahwa bersedekah bukan hanya dalam bentuk uang atau harta. Bersedekah juga bisa dilakukan dengan memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk bersedekah, tidak harus selalu dengan memberikan harta.
Selain itu, ayat ini juga mengajarkan kita untuk selalu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Beriman kepada Allah dan hari kemudian bukan hanya sebatas kepercayaan, namun juga harus diwujudkan dalam bentuk amal yang baik. Amal yang baik akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.
Hal ini juga sejalan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam”.
Dalam ayat ini juga terdapat makna bahwa orang yang selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan mengisi hari-harinya dengan kebaikan akan mendapatkan untung dagang yang tidak akan merugi. Namun, untung dagang yang dimaksud di sini bukanlah untung dagang yang berhubungan dengan dunia semata, melainkan juga keuntungan di akhirat nanti.
Dalam konteks ini, untung dagang bisa diartikan sebagai keuntungan yang diperoleh oleh orang yang selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan melakukan amal baik di dunia, sehingga mendapatkan keuntungan di akhirat nanti. Keuntungan ini berupa pahala yang akan diterima di sisi Allah SWT.
Namun, tentu saja untuk mendapatkan untung dagang yang tidak akan merugi tersebut, kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan mengisi hari-hari kita dengan kebaikan. Jangan hanya berharap pada keuntungan di dunia semata, namun juga harus mempersiapkan diri untuk keuntungan di akhirat nanti.
Sebagai kesimpulan, at Taubah ayat 9 memberikan makna bahwa Allah selalu memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan melakukan muhasabah diri. Selain itu, ayat ini juga mengajarkan kita untuk selalu beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta berusaha untuk selalu mempersembahkan doa dan bersedekah dari rezeki yang Allah berikan. Dengan melakukan semua ini, kita akan mendapatkan untung dagang yang tidak akan merugi di dunia dan akhirat.