Selamat datang Sobat Ilyas, apa kabar?
Riya adalah sebuah perilaku yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari orang lain. Fenomena ini seringkali disebut sebagai pura-pura suci. Meskipun terlihat baik dan mulia, pada kenyataannya riya bisa menjadi sebuah penyakit hati yang berbahaya.
Sebagai manusia, kita pasti pernah merasakan keinginan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Namun, apabila keinginan tersebut berubah menjadi suatu ketergantungan dan mengabaikan nilai-nilai kebaikan, maka itu bisa dianggap sebagai riya.
Riya bisa terjadi dalam banyak bentuk. Misalnya, ketika seseorang beribadah di depan publik dengan tujuan untuk dipuji dan dianggap baik, padahal sebenarnya hatinya tidak ikhlas. Atau ketika seseorang melakukan kebaikan, namun hanya untuk mengambil foto dan membagikan di media sosial agar mendapat pujian dari orang lain.
Saat ini, fenomena riya semakin marak terjadi terutama di era digital yang serba terbuka. Banyak orang yang sengaja menunjukkan kebaikan atau amalannya di media sosial agar mendapat like dan komen dari pengikutnya. Padahal, keikhlasan dalam beribadah atau beramal seharusnya tidak memerlukan pengakuan dari orang lain.
Riya bisa menjadi sebuah penyakit hati yang berbahaya. Salah satu akibatnya adalah hilangnya nilai-nilai keikhlasan dalam beribadah atau beramal. Orang yang terjebak dalam riya seringkali kehilangan fokus pada nilai-nilai kebaikan, dan hanya mengutamakan pujian dan pengakuan dari orang lain.
Namun, bukan berarti kita tidak boleh menunjukkan kebaikan atau amal kita di depan orang lain. Kita masih bisa berbagi kebaikan dengan orang lain, namun dengan cara yang tidak mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Kita bisa beribadah atau beramal secara diam-diam, atau menyebarkan kebaikan tanpa harus memamerkan diri di depan publik.
Jadi, bagaimana cara menghindari riya? Pertama, kita harus selalu mengingat bahwa semua amal yang baik harus dilakukan hanya karena Allah SWT semata, tanpa mengharapkan pengakuan dan pujian dari orang lain. Kedua, kita harus berusaha untuk selalu memeriksa niat kita dalam beribadah atau beramal. Apakah niat kita benar-benar ikhlas, ataukah ada keinginan untuk dipuji dan dianggap baik oleh orang lain?
Terakhir, kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan hati kita. Kita bisa memperbanyak ibadah dan dzikir, atau membaca literatur Islam yang bisa membantu menguatkan hati dan niat kita dalam beribadah. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari riya dan selalu mengutamakan nilai-nilai kebaikan dalam setiap tindakan kita.
Kesimpulan
Riya adalah sebuah perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari orang lain. Fenomena ini bisa menjadi sebuah penyakit hati yang berbahaya, dan bisa menghilangkan nilai-nilai keikhlasan dalam beribadah atau beramal. Untuk menghindari riya, kita harus selalu mengingat bahwa semua amal yang baik harus dilakukan hanya karena Allah SWT semata, dan tidak mencari pengakuan dan pujian dari orang lain.
Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya, Sobat Ilyas!